TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Kisah Nyata Teror Santet Brojo Sukmo, Kengerian yang Mengintai dari Balik Kebun Pisang (Part 1)

 

Jember Terkini - Santet Brojo, Atau yang biasa kita kenal sebagai Santet Brojo Sukmo, adalah salah satu aliran Ilmu Santet yang terkenal dan sangat mematikan.

Bagaimana tidak, bukan hanya hitungan hari, cukup dalam hitungan jam, Santet ini mampu membunuh semua korbannya.

Tidak hanya satu atau dua, satu keluarga juga bisa seketika meninggal dunia jika sudah menjadi target dari santet yang satu ini.

Dan tidak berhenti disitu saja, jika target santet masih bisa selamat, konon katanya dia akan tetap dikejar oleh makhluk halus hingga ajal datang menjemputnya.

Santet ini memang cukup mematikan, bahkan saat ini kalian juga bisa membacanya dengan mudah di goggle dan di sosial media bahwasanya, keampuhan santet ini memang tidak bisa diragukan lagi.

Tidak hanya satu, banyak sekali saksi yang pernah mengaku berurusan dengan santet satu ini yang semuanya, berakhir dengan sangat mengenaskan.

Ditambah, santet brojo sukmo yang konon katanya berasal dari Tulungagung jawa timur ini, hingga cerita ini ditulis ternyata masih ada dan sangat perlu kita waspadai ciri-cirinya.

Konon, korban santet ini tidak akan menyadari jika dirinya sudah menjadi target santet meski ciri-cirinya, sudah bisa dilihat oleh orang lain.

"Saya adalah saksi satu-satunya yang masih hidup mas, bukan karena saya selamat, tapi karena sepertinya saya bukan target dari santet tersebut. Jangan sampai kita menjadi target santet brojo Sukmo mas, karena jika kita sudah menjadi target dari santet Brojo Sukmo, kita sudah tidak mungkin lagi bisa selamat" saksi.

(Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan)

Bismillahirrahmanirrahim.

SANTET BROJO SUKMO
Keluarga Atmojo kidul kubur

Tulungagung, JAWA TIMUR, 1995.

23.45.WIB.
...

"Deb, deb, deb, deb, deb," suara tanah yang terdengar seperti sedang dicangkul oleh seseorang di area belakang rumah.

Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya tertidur pulas, seketika terbangun karena letak kamar tidurku memang berada diposisi paling belakang.

"Dek, bangun dek, bangun", ucapku pelan dengan tanganku yang terus saja menggoyang-goyangkan tubuh istriku.

"Ada apa mas", sahut Istriku yang akhirnya terbangun dari tidurnya.

"Coba dengar, sepertinya dibelakang rumah ada suara orang menggali tanah", ucapku pelan.

Mendengar hal itu, Istriku seketika terdiam dengan kepalanya yang sedikit diarahkan kearah dinding agar dia bisa mendengar dengan lebih jelas.

"Deb, deb, deb, deb, deb"

"Aduh iya, bagaimana ini, coba deh, kamu lihat, yuk sama aku saja biar jelas", Ajak Istriku dengan dia yang mulai bangun dari tidurnya.

Tanpa menjawab ucapan istriku, akupun seketika membuka pintu kamarku dan perlahan berjalan kearah pintu belakang yang dimana, sumber suara tersebut terdengar berasal dari arah belakang rumah.

Sesampainya didepan pintu belakang, akupun perlahan membuka pintu dan mulai menyalakan senterku kearah belakang rumah yang memang, diarea belakang rumah tidak ada apapun selain kebun pisang milik pak Atmojo.

Disitu, akupun mengarahkan senterku kearah sekitar perkebunan dengan mataku yang sesekali memandang kejauhan.

Hingga akhirnya, sorot lampu senter ku berhenti tepat disamping salah satu pohon pisang yang dimana, saat itu dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat adanya sosok laki-laki bungkuk dengan cangkul yang ada ditangannya.

Dan tidak hanya itu, malam itu aku melihat laki-laki bungkuk tersebut tidak memiliki kepala alias Buntung.

Selain tangannya yang masih memegang cangkul yang penuh dengan tanah, Laki-laki kepala buntung tersebut seolah seketika menghentikan aktifitasnya ketika sorot senterku menyinarinya.

Mengetahui semua itu, mulutku rasanya sudah tidak lagi bisa ku gerakkan.
Jantungku berdetak kencang dengan tubuh yang sudah bergetar tidak karuan.

Dengan meremas tangan istriku yang juga seolah masih terpaku dengan pemandangan itu, akupun sekuat tenaga mencoba berjalan pelan kembali masuk kedalam rumah dengan menutup pintu secara perlahan.

"Kkkrreeeekkkkk"
Masih sangat teringat jelas di kepalaku, ketika aku mematikan senter dan kembali masuk kedalam rumah, aku masih sempat kembali melihat sosok laki-laki bungkuk tersebut terlihat melanjutkan aktifitasnya yaitu mencangkul tanah.

Dan tanpa memperdulikan hal itu, akupun seketika menyeret istriku masuk dengan perasaan yang sudah tidak bisa lagi jika harus diceritakan.

"Ya allah, Ya allah, Ya allah, Ya allah" ucapku sambil berjalan cepat kearah kamar dengan keringatku yang terus saja keluar bercucuran.

Keesokan harinya...

..

"Selamat pagi pak, " ucapku menyapa majikanku yang waktu itu baru saja bangun dari tidurnya.

"Pagi, pak Kasdi", ucap majikanku dengan beliau yang terlihat hendak berangkat ke tempat kerjanya.

Perlu kalian tau, aku (Kasdi) dan istriku yang bernama Naning, memang sudah lama bekerja bersama keluarga Pak Atmojo yang dimana, pak Atmojo adalah orang paling kaya di daerah itu.

Setiap harinya, aku bersama istriku hidup dan tinggal didalam rumah pak Atmojo untuk merawat rumah sekaligus bekerja sebagai Pembantu.

Sedangkan pak Atmojo, memiliki istri yang bernama bu Asih dengan anak semata wayangnya yang bernama Singgih.

Meski hidup sebagai orang kaya dengan segala bisnisnya, keluarga pak Atmojo bisa dikatakan belum sepenuhnya merasakan kebahagian karena Singgih, anak semata wayangnya tersebut meski masih berusia 20 tahun, Singgih mengidap penyakit epilepsi yang sering sekali kambuh di setiap hari.

Untuk Itu adanya aku dan istriku, bisa dikatakan sangat membantu karena setiap penyakit epilepsi/ayan dari Singgih kambuh, bu Asih selalu kesusahan untuk menenangkannya.

"Kemarin malam, aku gak bisa tidur e mas, aku nyium bau kemenyan kuat banget dirumah ini. Kamu nyium apa enggak" ucap pak Atmojo mengagetkanku yang sebelumnya, aku memang masih melamun memandanginya.

"Hah, bau kemenyan, saya gak nyium i pak, tapi sekitar tengah malam kemarin saya lihat dibelakang rumah ada", jawabnya.

"Sarapannya sudah siap pak silahkan", sahut Istriku memotong ucapanku dengan gestur tubuhnya yang seolah memberi tanda jika aku tidak seharusnya menceritakan apa yang sudah aku lihat sebelumnya.

"Lihat apa mas", sahut pak Atmojo dengan tidak memperdulikan ucapan Istriku.

"Oh, anu pak, enggak jadi, hehehe, silahkan sarapannya sudah siap", ucapku mengalihkan pembicaraan dengan langkahku yang seketika berjalan kearah belakang rumah agar pak Atmojo tidak menanyakan kembali tentang ucapanku sebelumya.

"Hmm, hampir saja aku keceplosan", ucapku sambil duduk memandangi kebun pisang yang ada dibelakang rumah dengan perasaan yang sedikit lega karena akupun tau, jika aku menceritakan apa yang kulihat semalam, tentu saja akan membuat pak Atmojo khawatir dan menambah beban fikirannya saja.

Tapi anehnya, belum selesai aku memikirkan itu semua, tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan adanya bekas galian tanah yang terbilang sudah cukup dalam.

Galian tanah tersebut terlihat cukup dalam dan jika dilihat dengan lebih teliti lagi, galian tanah tersebut seperti sebuah galian liang lahat.

Bentuk persegi panjangnya lengkap dengan adanya beberapa bulatan tanah, membuat aku semakin yakin jika lubang tersebut sepertinya disiapkan untuk mengubur seseorang.

"Hah, kok galian ini mirip sekali dengan liang lahat sih", pikirku dengan perasaanku yang sudah campur aduk tidak karuan.

(Benar mas, jika saya ingat kembali, waktu itu tepat 7 hari sebelum keluarga pak Atmojo diserang dengan santet Brojo Sukmo, Saya melihat adanya galian seperti liang lahat belakang rumah. Bentuknya, modelnya hingga bulatan tanahnya benar-benar seolah seperti sudah disiapkan. Dan yang paling membuat aku terkejut tidak jauh dari galian itu, aku lihat ada papan kayu yang cukup panjang namun belum di potong. Jika aku tebak, potongan kayu tersebut juga disiapkan untuk nisan. Dan saat itulah aku mulai menyadari jika akan ada sesuatu yang terjadi di rumah keluarga pak Atmojo)" saksi.

Mengetahui hal itu, jantungku pun berdetak kian kencang, tubuhku bergetar karena akupun tau, letak galian tersebut adalah persis dimana semalam aku melihat adanya sosok laki-laki tua berkepala buntung.

Dan dengan mencoba menguatkan perasaan dan tenaga, akhirnya akupun dengan sigap menutup galian tersebut agar tidak menambah masalah dan beban fikiran dari pak Atmojo.

....

Singkat cerita, hari itupun berlalu begitu saja.

Keesokan harinya.

Pukul 20.00 WIB.

Keadaan rumah pak Atmojo yang sebelumnya baik-baik saja waktu itu terdengar sangat ribut karena sepertinya, pak Atmojo dan bu Asih sedang bertengkar hebat.

Dan mirisnya, bersamaan dengan itu, penyakit Ayan Singgih juga kambuh dengan dia yang terlihat menggelinjang diatas lantai.

Namun disitu, karena aku dan istriku dilarang untuk ikut campur walau hanya untuk menolong Singgih, akhirnya akupun hanya berdiam didalam kamar sembari telingaku yang terus mendengarkan suara teriakan dan umpatan yang sesekali keluar dari mulut pak Atmojo.

"Ya allah, selama aku bekerja di rumah ini, baru kali ini aku lihat keluarga ini bertengkar se hebat ini", ucap Istriku.

Tapi anehnya, belum selesai aku dan istriku mendengar pertengkaran itu, tiba-tiba aku mencium aroma kemenyan disertai asap tipis yang nampak masuk kedalam rumah melalui celah-celah lubang jendela.

"Loh, kok bau kemenyan sih", imbuh Istriku.

"Iya dek, itu lihat, sepertinya ada orang yang sengaja membakar kemenyan deh disekitar rumah ini", pikirku dengan mulai membuka jendela kamarku.

Dan disitulah ketika jendela kamar sudah terbuka, aku benar-benar melihat adanya kepulan asap tipis dengan mengeluarkan aroma kemenyan yang cukup kuat.

Baca part selanjutnya: Teror Santet Brojo Sukmo, Tangisan Mistis dan Sosok Wanita Berambut Panjang Menghantui Keluarga Pak Atmojo (Part 2)

Disclaimer:

- Tempat dan nama telah disamarkan demi menjaga privasi narasumber.

- Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik akun X/LakonStory.

- Segala bentuk plagiasi ataupun pengutipan isi cerita tanpa seizin dan sepengetahuan penulis akan kami tindaklanjuti.

- Hanya Jember Terkini merupakan website resmi yang ditunjuk oleh Lakon Story untuk dapat mempublikasikan tulisan ini.

- Segala isi cerita yang ada telah diambil dari narasumber yang bersangkutan serta adanya sentuhan perubahan agar cerita menjadi nyaman untuk dibaca.

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.