TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Kisah Nyata Teror Santet Brojo Sukmo, Tangisan Mistis dan Sosok Wanita Berambut Panjang Menghantui Keluarga Pak Atmojo (Part 2)

 

Jember Terkini - Dan tidak hanya itu, meski sudah kucari ke sekeliling rumah, sumber kemenyan tersebut tidak berhasil kutemukan.

Yang ada hanya kepulan asap dengan adanya taburan tanah yang terlihat bercecer mengitari sekeliling rumah.

"Mas, sepertinya ada orang yang ingin berbuat gak baik dengan keluarga pak Atmojo. Perasaanku jadi gak enak deh, pertengkaran mereka ini juga sepertinya gak beres", bisik Istriku dengan aku yang kembali masuk kedalam kamar setelah aku selesai mengecek di sekeliling rumah.

"Terus bagaimana ini dek", tanyaku bingung dengan sesekali telingaku yang masih mendengar suara pertengkaran dari pak Atmojo dan Istrinya.

"Pak Atmojo ini orangnya keras, saya juga gak berani kalau mau ngomong aneh-aneh" sahut Istriku pelan.

"Yasudah dek, mending kita diam saja, daripada nanti kita kena marah", ucapku dengan aku yang mulai memejamkan mata karena saat itu, jangankan untuk beraktifitas, keluar dari kamar saja aku sangat hati-hati karena malam itu, pertengkaran mereka benar-benar sangat hebat tidak terkira.

01.45.WIB.

"Hiiiii...hhiiiiikks...hhhiikkkss.."

"Hiiiii...hhiiiiikks...hhhiikkkss..", suara tangisan perempuan yang terdengar cukup pilu.

Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya tertidur lelap, tentu saja seketika terbangun karena selain suara tangisan tersebut terdengar kencang. Suara tangisan tersebut benar-benar terdengar sangat dekat.

"Dek, dek bangun", ucapku membangunkan Istriku.

Setelah istriku bangun, akupun memberi tanda agar dia tetap diam sambil ku ajak untuk mendengarkan suara tangisan tersebut.

"Siapa itu, kayak suara bu Asih" Bisik Istriku.

"Sepertinya iya, kan tadi habis berantem tuh, kayaknya sekarang bu Asih menangis. Tapi kok sumber suaranya dari dapur ya", ucapku menjelaskan karena yang kudengar, suara tangisan tersebut memang berasal dari dapur rumah yang berada tepat didepan kamarku.

Mendengar hal itu, dengan niatan yang baik, akupun perlahan membuka pintu kamarku untuk memastikan siapa sumber suara tangisan tersebut.

Tapi sayangnya, ketika pintu kamar sudah kubuka, bukannya bu Asih, malam itu aku malah melihat adanya Singgih yang terlihat sedang duduk dimeja makan sambil memperhatikan kearah pintu belakang.

"Loh, mas Singgih, kok. Belum tidur mas, ada apa, mas lapar ya ?, apa mau saya buatkan makanan ?" ucapku pelan.

Tapi sayangnya, bukannya menjawab perkataanku, Waktu itu Singgih hanya diam sambil terus menatap kearah pintu belakang.

Mengetahui tingkah aneh Singgih, tentu saja akupun terus mendekatkan diriku dengan sesekali memanggil namanya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja.

"Mas, mas Singgih, mas kenapa", ucapku.

Tapi sayangnya, belum sampai aku didekatnya, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan yang sudah kudengar sebelumnya.

"Hiiiii...hhiiiiikks...hhhiikkkss.."

"Hiiiii...hhiiiiikks...hhhiikkkss.."

Suara tangisan tersebut, saat itu benar-benar terdengar sangat kencang dan dekat seperti berasal dari samping tubuhku.

Mendengar hal itu, akupun seketika memutar kepalaku dan mengalihkan pandanganku kearah setiap sudut ruangan rumah yang waktu itu memang masih dalam keadaan gelap gulita.

Dan disitu, pandanganku seketika teralihkan ke salah satu sudut dapur yang dimana, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, ada sosok wanita tinggi besar yang sedang duduk menunduk di kursi.

Dan tidak hanya menunduk, wanita tersebut terlihat menangis dengan rambut panjangnya yang panjang hingga kelantai.

Mengetahui semua itu, perasaanku seketika terkejut bukan main dengan tanganku yang dengan sigap menyalakan saklar lampu yang ada tidak jauh dari tempatku berdiri saat itu.

"Hey,,siapa kamu!" teriakku.

Tapi anehnya, ketika lampu ruangan sudah menyala dengan terang, sosok wanita yang sebelumnya kulihat menangis tersebut, tiba-tiba menghilang begitu saja.

Dan tidak hanya itu, bersamaan dengan itu, Singgih yang sebelumnya hanya diam, seketika menggelinjang tidak karuan dengan membentur benturkan kepalanya kearah meja, kursi, dan lantai yang ada diarea dapur tersebut.

Disitu, tidak sempat aku mencari dimana keberadaan wanita tersebut, akupun seketika berteriak memanggil istriku sembari mulai memegangi tubuh Singgih yang masih menggelinjang dengan sangat kencang.

"Bukkkkk! Tolong, mas Singgih kambuh", teriakku.

Tidak butuh waktu lama, karena mendengar teriakanku, akhirnya Istriku, pak Atmojo, dan bu Asih Pun seketika berkumpul di dapur dan bersama sama menenangkan Singgih yang waktu itu masih belum sadar.

Dan puncaknya, setelah sekitar 2 jam menenangkan, akhirnya Singgih Pun berhasil ditenangkan dengan kini, tangan dan kakinya sudah diikat sedemikian rupa diatas ranjangnya.

"Pak, apa gak berlebihan ya kalau harus diikat begini, kasian mas Singgih", ucapku pelan.
Dengan tidak menjawab ucapanku sama sekali, Pak Atmojo terus saja mengikat tangan anaknya tersebut dengan sesekali melotot kearah mata Singgih seolah memberi tanda jika pak Atmojo sedang emosi.

Dan puncaknya, setelah semuanya selesai, aku dan istriku pun kembali masuk kedalam kamar tidurku dengan aku yang mulai menceritakan kepada istriku tentang adanya sosok wanita yang kulihat didalam dapur sebelumnya.

"Dek aku tadi sebenarnya lihat ada perempuan berambut panjang sekali" ucapku memulai obrolan.

"Sudahlah mas, kita jangan ikut campur, apapun yang kita lihat dan kita rasakan disini, mending kita diam saja. Takutnya nanti pak Atmojo malah salah faham dengan kita" ucap Istriku sambil mulai memejamkan mata karena menahan rasa kantuk yang sangat luar biasa.

...

Hingga akhirnya, pagi pun tiba.

Sejak saat itu, keadaan rumah pak Atmojo bisa dikatakan sudah sangat berbeda dari biasanya.

Pak Atmojo lebih diam dari sebelumnya dengan bu Asih yang sudah jarang sekali terlihat keluar dari kamar tidurnya.

Dan bahkan, bisa dikatakan pak Atmojo dan Bu Asih sudah tidak lagi terlihat tidur bersama, mereka memilih untuk tidur dikamar yang berbeda.

Hal itu, tentu saja dengan mudah mereka lakukan karena rumah pak Atmojo yang memang sangat besar dengan memiliki banyak sekali kamar di lantai satu dan lantai dua.

Tapi anehnya, Singgih yang biasanya hanya kambuh sebentar saja, waktu itu Singgih sudah tidak lagi terlihat sadar seperti biasanya.

Disepanjang hari Singgih sudah berteriak teriak tidak karuan dengan sesekali dia yang juga terdengar merintih meminta pertolongan.

(Sekitar 3 hari sebelum santet menyerang, saya melihat Singgih sudah tidak sadarkan diri mas. Di setiap waktu, Singgih sudah menggelinjang dan berteriak histeris. Awalnya, saya mengira penyakit ayannya kambuh. Tapi setelah saya perhatikan lagi, sepertinya Singgih sedang dirasuki makhluk tak kasat mata. Hal itu dikuatkan dengan tutur bahasanya yang terdengar berubah menjadi jawa halus dengan nada suara yang terdengar berubah. Tapi sayangnya, pak Atmojo sudah tidak bisa lagi jika diingatkan, pak Atmojo memilih untuk membiarkan Singgih diikat didalam kamarnya dengan setiap harinya, saya dan istri saya mengantar makanan disetiap jam yang sudah ditentukan olehnya. Saya gak faham mas bagaimana pola fikir pak Atmojo, mungkin selain masih banyaknya masalah, saat itu pak Atmojo sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu yang sampai saat ini saya masih belum tau) saksi.

...

1 hari sebelum santet Brojo Sukmo

....

Hari itu, sudah seharian aku tidak melihat bu Asih keluar dari kamarnya.

Selain Singgih yang terdengar terus berteriak di sepanjang hari, Pak Atmojo waktu itu juga tidak kunjung pulang seperti biasanya meski waktu sudah menunjukan pukul 21.00 malam.

..

23.00 WIB.

...

"Dok,dok,dok,dok,dok", terdengar suara gedoran pintu yang terdengar sedang digedor dari luar.

Mendengar hal itu, dengan masih diiringi suara teriakan Singgih yang sesekali terdengar, aku pun berlari kearah pintu utama sambil seketika membukanya karena aku menduga, jika malam itu, pak Atmojo Lah yang pulang.

Hingga akhirnya, ketika Pintu utama rumah sudah terbuka, akupun melihat pak Atmojo yang terlihat sudah babak belur seperti habis dihajar oleh seseorang.

Mata sebelah kiri lebam ditambah pipi yang terlihat membiru, sudah membuktikan jika sepertinya, pak Atmojo habis berantem dengan seseorang.

Dan dengan tidak berani mengucapkan satu katapun, aku malam itu hanya diam sambil menundukkan kepalaku.

"Bangsat awas kau Prapto" ucap pak Atmojo bergumam dengan beliau yang terus saja berjalan masuk kedalam rumah dengan tidak sedikitpun menghiraukan ku.

"Waduh sepertinya bapak lagi banyak masalah ini" pikirku sambil mulai kembali menutup pintu utama rumah.

Tapi sayangnya, belum sampai aku menutup pintu rumah, pandanganku teralihkan dengan adanya wanita berambut panjang yang terlihat sedang duduk berayun di ayunan yang ada didepan rumah.

Mengetahui semua itu, kepalaku pun seketika tertunduk, mataku ku pejamkan dengan jantungku yang kembali berdetak kencang.

Dengan tidak menghiraukan semuanya, akupun menguatkan tenaga dan terus saja menutup pintu rumah dan masuk berjalan kearah kamar tidurku.

Tapi anehnya, sesampainya aku dikamar tidurku, aku melihat istriku tiba-tiba sudah dalam keadaan mulut menganga dengan nafasnya yang terengah engah.

Dia terlihat duduk disudut kamar tidurku seperti sedang menahan rasa takut yang sangat luar biasa.

"Dek, kenapa kamu dek", teriakku.

"Mmmmmaaaassss. ...seettaaann..", ucap istriku terbata-bata.

Setelah istriku berhasil ku tenangkan diapun bercerita jika dirinya habis melihat sosok makhluk halus didalam rumah pak Atmojo.

"Aku merasa, rumah ini sedang diincar makhluk halus mas, malam ini kita tidur diatas lantai saja ya mas, tolong nurut sama aku. Barusan aku lihat ada sosok kakek-kakek berwajah hancur sedang berjalan masuk kedalam rumah ini mas. Dan dibelakang sosok kakek tadi, aku lihat ada bola api yang melayang rendang berputar-putar disetiap sudut rumah. Perasaanku gak enak mas", rintih Istriku.

Disitu, karena aku sangat yakin jika istriku tidak berbohong, akhirnya akupun seketika memeluknya dan menenangkannya sembari mataku yang sudah mulai ku pejamkan secara perlahan.

Baca part selanjutnya: Kisah Nyata Teror Santet Brojo Sukmo, Pocong yang Mengerikan Menghantui Keluarga Pak Atmojo (Part 3)

Disclaimer:

- Tempat dan nama telah disamarkan demi menjaga privasi narasumber.

- Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik akun X/LakonStory.

- Segala bentuk plagiasi ataupun pengutipan isi cerita tanpa seizin dan sepengetahuan penulis akan kami tindaklanjuti.

- Hanya Jember Terkini merupakan website resmi yang ditunjuk oleh Lakon Story untuk dapat mempublikasikan tulisan ini.

- Segala isi cerita yang ada telah diambil dari narasumber yang bersangkutan serta adanya sentuhan perubahan agar cerita menjadi nyaman untuk dibaca.

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.