TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Baik Mana di Mata Orang Tua dan Pelajar?

Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Baik Mana di Mata Orang Tua dan Pelajar?
Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Baik Mana di Mata Orang Tua dan Pelajar?


Mau Belajar Kok Bingung? - Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kurikulum, dari Kurikulum 1947 hingga Kurikulum 2013. 

Kini, kita dihadapkan dengan Kurikulum Merdeka yang digadang-gadang sebagai solusi atas krisis pembelajaran pasca pandemi. 

Namun, benarkah Kurikulum Merdeka lebih baik daripada kurikulum sebelumnya, khususnya Kurikulum 2013? Bagaimana pandangan orang tua dan pelajar sendiri terhadap kurikulum baru ini?

Mari kita bedah tuntas perbandingan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013, serta simak opini dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.

Sekilas Tentang Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 diterapkan dengan tujuan mengembangkan kompetensi siswa secara menyeluruh, meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. 

Pendekatan saintifik, pembelajaran aktif, dan pengembangan karakter menjadi fokus utama dalam kurikulum ini.

Sedangkan Kurikulum Merdeka, diluncurkan pada tahun 2021 sebagai respons atas krisis pembelajaran akibat pandemi. 

Kurikulum ini menawarkan fleksibilitas bagi sekolah dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran sesuai kebutuhan dan konteks lokal.

Perbedaan Utama Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013

Berikut beberapa perbedaan kunci antara kedua kurikulum ini:


Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Baik Mana di Mata Orang Tua dan Pelajar?

Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Baik Mana di Mata Orang Tua dan Pelajar? - jadiprofesional.com

Kurikulum Merdeka di Mata Orang Tua

Penerapan Kurikulum Merdeka mendapatkan beragam tanggapan dari orang tua.

Sisi Positif:

- Pembelajaran Lebih Menyenangkan: 

Banyak orang tua melihat anak-anak mereka lebih antusias belajar karena Kurikulum Merdeka menawarkan pembelajaran yang lebih interaktif, berpusat pada siswa, dan menekankan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

- Mengembangkan Kemampuan Sosial dan Emosional: 

Orang tua mengapresiasi fokus Kurikulum Merdeka pada pengembangan soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

- Beban Belajar Lebih Ringan: 

Beberapa orang tua merasa Kurikulum Merdeka mengurangi beban akademik anak dan memberikan lebih banyak waktu luang untuk mengembangkan minat dan bakat.

Sisi Negatif:

- Kurangnya Sosialisasi: 

Beberapa orang tua merasa kurang dilibatkan dalam proses implementasi Kurikulum Merdeka dan mengalami kesulitan dalam mendampingi anak belajar.

- Kesiapan Guru: 

Ada kekhawatiran mengenai kesiapan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap pelatihan dan sumber daya.

- Standar Penilaian: 

Beberapa orang tua masih meragukan objektivitas penilaian dalam Kurikulum Merdeka yang lebih menekankan pada penilaian proses.

Kurikulum Merdeka di Mata Pelajar

Bagaimana dengan pandangan para pelajar sendiri?

Sisi Positif:

- Lebih Bebas Mengembangkan Diri: 

Siswa merasa Kurikulum Merdeka memberikan mereka lebih banyak kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui proyek dan kegiatan ekstrakurikuler.

- Pembelajaran Lebih Relevan: 

Siswa mengapresiasi Kurikulum Merdeka yang menghubungkan materi pelajaran dengan isu-isu nyata dan kehidupan sehari-hari.

- Mengurangi Tekanan Akademik: 

Beberapa siswa merasa Kurikulum Merdeka mengurangi tekanan dalam menghadapi ujian dan penilaian, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih rileks.

Sisi Negatif:

- Kebingungan dalam Pembelajaran: 

Beberapa siswa merasa kebingungan dengan fleksibilitas yang ditawarkan Kurikulum Merdeka dan merindukan struktur pembelajaran yang lebih jelas.

- Kurangnya Materi Pelajaran: 

Ada kekhawatiran bahwa Kurikulum Merdeka mengurangi kedalaman materi pelajaran karena fokus pada pengembangan kompetensi dan soft skills.

- Peran Guru Lebih Pasif: 

Beberapa siswa merasa peran guru menjadi kurang dominan dalam Kurikulum Merdeka dan mereka kehilangan bimbingan yang lebih intensif.

Kurikulum Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan ini. Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa, namun membutuhkan kesiapan guru dan infrastruktur yang memadai.

Kurikulum 2013 memberikan struktur pembelajaran yang lebih jelas, namun dianggap kurang fleksibel dan kurang berpusat pada siswa.

Kesimpulannya, pilihan kurikulum terbaik bergantung pada konteks dan kebutuhan masing-masing sekolah dan siswa.

Jadikan Kurikulum Merdeka sebagai momentum untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik!

Kunjungi website kami di www.jadiprofesional.com untuk bacaan menarik dan informatif lainnya sekarang juga.

Sumber Referensi:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2022). Kurikulum Merdeka.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/kurikulum-merdeka-jadi-jawaban-untuk-atasi-krisis-pembelajaran

Kompasiana.com. (2023). Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Efektif Mana?.

https://www.kompasiana.com/donatianwardhana/6478341108a8b5638e2f6d12/kurikulum-merdeka-vs-kurikulum-2013-lebih-efektif-mana

PerpusKita. (2023). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka. 

https://web.perpuskita.id/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-kurikulum-merdeka/

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.