TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Kisah Nyata Tenda Setan: Terdengar Kidung Jawa Disamping Tenda, Siapa Nenek Tersebut? Sosok Hitam dengan Mata Merah Seperti Mata Seekor Kuda Part 2

 

Jember Terkini - Malam itu aku tiba tiba mendengar suara alunan senandung yang jika kudengar lebih teliti lagi, suara senandung tersebut adalah senandung jawa yang menggunakan bahasa halus yang akupun kesulitan untuk mengartikannya.

"Tak lelo,,,,lelo,,,lelo,,,ledunggg"

Dan tidak hanya itu, disela sela suara senandung tersebut terdengar lirih, malam itu aku juga mendengar suara langkah kaki yang terdengar jelas seolah olah bersumber dari arah samping tendaku dan berjalan kebelakang tenda dengan langkah kaki yang terdengar sangat cepat.

"Plek, plek, plek, plek"

Mendengar hal itu, jantungku yang sebelumnya tenang, malam itu tiba tiba berdetak dengan sangat kencang dengan diiringi tubuh yang perlahan mulai gemetaran tidak karuan.

"Ya Allah, suara apa itu", rintihku dalam hati sambil mulai kembali membangunkan Wahyu untuk kesekian kali.

"Yu, bangun dong yu, Ya Allah lu molor terus..gue gemeteran nih", ucapku sambil kembali menggoyang goyangkan tubuh Wahyu.

Namun sayangnya, bukannya bangun, Wahyu waktu itu malah terlihat semakin pulas dengan tidurnya dengan tidak sekalipun membuka mata.

Dan karena fikiranku yang mulai tidak karuan, akhirnya akupun mencoba memberanikan diri untuk kembali melihat keluar tendaku karena saat itu, sejujurnya aku masih sempat berfikir jika diluar tenda memang benar benar ada orang.

"Mending kulihat keluar deh, nanti kalau ada orang yang mau ambil sepatu atau barang barang yang ada diluar tendaku kan bahaya", fikirku dengan aku yang mulai bangun dari tidurku dan kembali membuka tendaku.

Dan untungnya, ketika tenda sudah kubuka, perasaan yang sebelumnya dipenuhi rasa ketakutan, waktu itu seketika tenang karena aku melihat dari arah tenda yang berwarna hitam tersebut, ternyata ada beberapa laki laki yang sedang menyalakan api dan terlihat menghangatkan diri.

Mengetahui hal itu, perasaanku seketika lega dan tanpa fikir panjang, akupun bergegas keluar dari tendaku dan berjalan pelan kearah tenda hitam tersebut dengan maksud ingin bergabung menghangatkan diri.

"Wah mending aku ikutan gabung sama mereka ah, daripada disini, Wahyu gak bangun bangun", ucapku sambil terus melangkahkan kaki mendekati tenda hitam tersebut.

Dan sesampainya aku ditenda hitam tersebut, akupun akhirnya bisa melihat dengan jelas pemuda yang saat itu ada dipuncak gunung tersebut bersamaku.

Waktu itu, didepan tenda tersebut, aku melihat ada 3 orang laki laki yang berusia sekitar 35 tahunan.

Dan tidak hanya itu, ke 3 laki laki tersebut juga terlihat memakai jacket dan penutup kepala.

Namun anehnya, disitu aku tidak melihat adanya perempuan dan nenek nenek yang sebelumnya kulihat.

...

Dan tanpa memikirkan semua itu, akupun akhirnya ikut duduk diantara mereka dengan bara api yang saat itu terlihat tetap menyala.

Disitu, aku seketika memberikan senyuman sambil mulai memperkenalkan diri.

"Permisi mas, apa boleh gabung?" tanyaku sopan.

Namun anehnya, bukannya menjawab pertanyaanku, ke 3 pemuda tersebut masih saja terlihat diam sambil terus menatap bara api yang saat itu menyala dengan sangat terang.

"Hmmm,,,kok diam aja sih", fikirku.

Dan karena aku menganggap jika ucapanku kurang terdengar, akhirnya aku kembali berbicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

"Mas, permisi...apa boleh gabung?", ucapku keras.

Mendengar hal itu, ke 3 pemuda yang sebelumnya hanya diam tersebut, akhirnya menoleh kearahku dan perlahan menjawab semua pertanyaanku.

"Iya mas silahkan", jawab salah satu pemuda tersebut pelan.

Hingga akhirnya, setelah dipersilahkan untuk ikut gabung bersama mereka, akhirnya waktu itu akupun ikut duduk bersama mereka sambil mulai bercengkerama.

"Masnya darimana?", ucapku memulai obrolan.

"Dari sini saja mas,. Masnya dari mana?", Jawabnya sopan.

"Saya dari kota sebelah, oh iya, perkenalkan nama saya Rohman", imbuhku.

Namun sayangnya, belum sampai mereka menjawab perkataanku, entah dari mana asalnya, malam itu tiba tiba aku mendengar suara anjing menggongong dengan sangat keras.

"Guk....guk.guk.guk.guk.guk guk"

Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika terkejut bukan main karena akupun tau, digunung tersebut aku sama sekali tidak pernah melihat adanya anjing.

"Loh kok ada suara anjing", ucapku kaget.

"Wes mas, rausah direken (sudah mas, tidak usah dihiraukan)red*", sahut salah satu pemuda tersebut pelan.

Dan anehnya, bukannya berhenti, waktu itu suara anjing tersebut terus saja berbunyi dengan tidak jarang pula, suara gonggongan tersebut terdengar seolah olah sangat dekat dan tidak jauh dari tempatku duduk malam itu.

Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, akupun mencoba terbiasa dengan suara Gongggongan tersebut dan akhirnya akupun kembali mengobrol dengan ketiga pemuda tersebut.

"Sering naik gunung ini ya mas ", ucapku.

"Hehe iya mas", jawab salah satu pemuda tersebut pelan.

(Malam itu, aku bersama ketiga pemuda tersebut sekitar 1-2 jam an mas. Mereka rata rata pendiam dan tidak terlalu banyak ngomong kalau gak ditanya. Meskipun ditanya, jawaban mereka cuma singkat dan hanya sebatas, iya, tidak, oh, dan sesekali hanya tersenyum.

Dan tidak berhenti disitu saja, selain tidak terlalu banyak ngomong, wajah ketiga pemuda tersebut masih bisa kuingat hingga saat ini.

Mereka semua memakai jacket khas anak gunung dengan celana hitamnya.
dua diantaranya, berwajah gelap dengan matanya yang biasa kita sebut dengan sebutan juling .

Dan yang satu, matanya normal, namun bibirnya sedikit sumbing.

Dan anehnya, meskipun disitu ada aku, mereka nampaknya tidak terlalu banyak berbicara satu sama lain dengan hanya diam sambil terus memperhatikan bara api yang waktu itu ada didepanku )", ucap narasumber.

Hingga akhirnya, suasanaku malam itupun perlahan mulai monoton dan kurang mengenakan.

Sudah beberapa kali aku mencoba memancing obrolan agar suasana bisa sedikit lebih cair, namun hasilnya tetaplah sama, mereka benar benar hanya menjawab semua perkataanku seperlunya saja.

Hingga akhirnya, suasana waktu itu benar benar terasa membosankan dengan diiringi suara gonggongan anjing yang terus saja berbunyi entah darimana sumbernya.

Singkat cerita, waktupun kulalui dengan ikut menatapi bara api seperti halnya mereka karena akupun tidak bisa memungkiri, malam itu suhu yang ada digunung tersebut benar benar terasa sangat dingin tidak seperti biasanya.

Dan akhirnya, belum selesai aku mendengar suara gonggongan anjing tersebut, waktu itu tiba tiba aku mendengar suara senandung jawa yang waktu itu kembali terdengar dengan sangat lirih.

"Tak lelo, lelo lelo ledung"

Mendengar hal itu, akupun seketika kembali terkejut dengan telingaku yang mencoba mendengarkan lebih dalam dimana sumber suara senandung tersebut berasal.

Dan puncaknya, tubuhkupun seketika bergetar hebat setelah aku tau, sumber suara tersebut ternyata berasal dari dalam tenda ketiga pemuda tersebut yang memang berdiri hanya sekitar 2 meter dari tempatku duduk saat itu.

Mengetahui hal itu, akupun mencoba menenangkan diri sembari terus melihat kekanan dan kekiri meskipun akupun mengakui, jika waktu itu seluruh bulu kudukku sudah mulai berdiri.

Dan tidak hanya itu, ketika aku mencoba mengarahkan pandanganku kearah dalam tenda ketiga pemuda tersebut, aku tidak melihat adanya apapun selain hanya kegelapan karena tidak adanya satupun penerangan.

Disitu, aku benar benar mencoba menahan semua rasa takutku, suara alunan senandung jawa tersebut, benar benar terdengar jelas semakin lama semakin menyeramkan ditelingaku.

Bahkan, sesekali aku juga melihat tenda ketiga pemuda tersebut juga terlihat bergerak gerak dengan sendirinya seperti memang ada orang yang sedang ada didalamnya.

Dan puncaknya, karena aku sudah tidak mampu menahan semua suara yang ada, akhirnya akupun mulai menanyakan tentang sumber suara senandung yang terus saja terdengar tersebut.

"Mas, naik gunung ini cuma bertiga?", ucapku.

Dan lagi-lagi, waktu itu tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaanku.

Bahkan, bersamaan dengan itu, aku juga mendengar suara gonggongan anjing tersebut terdengar semakin lama tiba tiba terdengar semakin keras.

" Guk, guk, guk, guk, guk, guk"

Hingga akhinya, karena aku yang tak kunjung mendapatkan jawaban, akupun memutuskan untuk mendekatkan diriku ke salah satu pemuda tersebut sembari melanjutkan pertanyaanku.

"Mas, didalam tenda mas, sepertinya ada orang", imbuhku.

Dan belum sempat mereka menjawab pertanyaanku, waktu itu tiba-tiba pandanganku teralihkan kearah dalam tenda hitam tersebut yang dimana, malam itu dengan samar samar, aku melihat ada sesosok hitam dengan mata merah seperti mata seekor kuda.

Bahkan, aku juga masih ingat, sosok tersebut memiliki bulu lebat layaknya gorila dengan kuku ditangannya yang juga terlihat sangat panjang.

Mengetahui hal itu, nafasku seolah olah tidak lagi bisa kuhembuskan, mataku terbelalak dengan tubuh yang juga seolah olah terasa berat untuk digerakkan.

" Allahu akbar", ucapku kaget sambil menepuk salah satu pemuda tersebut seraya memberi tanda, jika aku sedang melihat sesuatu yang ada didalam tendanya.

Namun karena aku yang tak kunjung mendapatkan respon apapun dari mereka, akupun akhirnya seketika berdiri dan berjalan cepat kembali kearah tendaku sembari jantungku yang terus saja berdetak dengan sangat hebat.

"Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah", ucapku.

Baca SelanjutnyaKisah Nyata Tahun 2001: Pengalaman Mencekam di Puncak Gunung: Misteri Tenda Hitam dan Suara Gaib, Benarkah Ini Tenda Setan? Bagian 3

Disclaimer :

- Tempat dan nama telah disamarkan demi menjaga privasi narasumber.

- Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik akun X/LakonStory.

- Segala bentuk plagiasi ataupun pengutipan isi cerita tanpa seizin dan sepengetahuan penulis akan kami tindaklanjuti.

- Hanya Laros Media merupakan website resmi yang ditunjuk oleh Lakon Story untuk dapat mempublikasikan tulisan ini.

- Segala isi cerita yang ada telah diambil dari narasumber yang bersangkutan serta adanya sentuhan perubahan agar cerita menjadi nyaman untuk dibaca.

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.