Mahasiswa sub kelompok 8 KKN Reguler 4 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. (Istimewa) |
Jember Terkini - Pemanfaatan tanaman cantik refugia kini menjadi solusi inovatif yang diterapkan oleh mahasiswa sub kelompok 8 KKN Reguler 4 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Desa Dilem. Program yang dipimpin oleh Dia Puspitasari S.Sosio.,M.Si ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia yang merusak lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian melalui metode alami.
Tanaman refugia, seperti bunga kenikir, bunga matahari, dan bunga marigold, ditanam di sekitar tanaman utama untuk menarik serangga predator alami yang akan mengendalikan populasi hama. Serangga seperti lebah, kumbang, dan laba-laba tertarik pada bunga-bunga ini, sehingga menciptakan ekosistem yang seimbang dan membantu mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Dia Puspitasari menyatakan bahwa program ini tidak hanya menguntungkan dari segi ekologi tetapi juga estetika. “Kehadiran tanaman refugia meningkatkan keanekaragaman hayati dan memberikan pemandangan yang indah di lahan pertanian, yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan,” ujarnya, Selasa (16/07/2024).
Dalam kegiatan KKN ini, mahasiswa tidak hanya menanam tanaman refugia tetapi juga mengadakan pelatihan dan workshop bagi para petani setempat. Mereka menjelaskan manfaat dan cara pemeliharaan tanaman refugia serta cara mengidentifikasi serangga predator yang bermanfaat. Respon dari para petani sangat positif, mereka antusias mencoba metode ini dan berharap dapat melihat hasil yang baik dalam waktu dekat.
"Program ini juga melibatkan kerjasama dengan akademisi dan peneliti untuk mengembangkan metode yang lebih baik dalam memanfaatkan tanaman refugia dan mencari solusi terhadap tantangan yang mungkin muncul. Pelatihan yang diadakan mencakup pengelolaan ekosistem secara keseluruhan, teknik-teknik modern dalam pengelolaan lahan, dan pentingnya kolaborasi antar petani untuk berbagi pengalaman dan teknik terbaik," tuturnya.
Mahasiswa KKN berharap program ini dapat diadopsi lebih luas di berbagai daerah untuk mencapai pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mereka percaya bahwa kolaborasi antara mahasiswa, petani, dan pemerintah daerah dapat mewujudkan visi ini. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, pertanian Indonesia dapat lebih maju dan lestari.
Mereka juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif kepada petani yang mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan tanaman refugia, sebagai bentuk penghargaan dan dorongan untuk memperluas implementasi metode ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, pertanian berkelanjutan dapat menjadi kenyataan yang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. (sat)