Mitos Tapal Kuda Bekas Menurut Primbon Jawa, Salah Satunya Anti Santet |
Jember Terkini - Tapal kuda, yang sering dikenal sebagai ladam, adalah lapisan besi yang dipasang pada kaki kuda untuk melindungi kukunya saat berjalan.
Namun, selain fungsi praktis ini, terdapat berbagai mitos terkait tapal kuda menurut primbon Jawa yang menarik untuk disimak.
Proses pemasangan tapal kuda dimulai dengan pemotongan kuku kuda menggunakan pisau khusus.
Alat lain yang digunakan termasuk palu untuk memukul pisau pengiris, karena kuku kuda sangat keras.
Setelah kuku dipotong, tapal kuda dipasang dan dipaku dengan hati-hati agar tidak mengenai pembuluh darah. Ujung paku kemudian ditekuk agar tidak mudah lepas.
Tapal kuda umumnya terbuat dari besi dan tersedia dalam berbagai ukuran, begitu pula dengan paku yang berbentuk persegi panjang.
Saat tapal kuda rusak, biasanya akan dibuang, baik di tengah jalan atau di tempat pandai besi saat mengganti dengan yang baru.
Mitos Kekuatan Gaib Tapal Kuda
Menurut kepercayaan di Sumatera Barat, tapal kuda bekas memiliki banyak manfaat dan khasiat, terutama setelah dimantrai secara khusus.
Untuk keperluan penglaris, tapal kuda bekas sering diletakkan di tempat penyimpanan uang.
Sedangkan untuk menolak bala, mengusir jin, dan sebagai alat anti maling, tapal kuda bekas biasanya dipaku di pintu masuk utama rumah.
Dalam primbon Jawa, tapal kuda bekas dianggap memiliki kekuatan magis yang mampu menangkal pengaruh roh jahat. Bahkan, air yang direndam dalam gelang tapal kuda bekas diyakini bisa melancarkan persalinan.
Seorang tukang dari Wonogiri pernah berbagi pengalaman bahwa perusahaan tempatnya bekerja menggunakan tapal kuda bekas yang dilas pada sasis kendaraan untuk menangkal gangguan makhluk halus setelah kecelakaan.
Mitos Tapal Kuda untuk Menolak Ilmu Sihir
Di dunia metafisika, tapal kuda dipercaya memiliki banyak manfaat, termasuk untuk menangkal ilmu hitam.
Tapal kuda yang digantung di rumah diyakini dapat melindungi penghuninya dari serangan ilmu hitam (santet).
Kepercayaan tentang kekuatan gaib tapal kuda telah lama ada dan terus diwariskan turun-temurun, menambah warna dalam kehidupan masyarakat yang memercayainya.
Meskipun sebagian besar dianggap mitos, tak bisa dipungkiri bahwa cerita-cerita ini masih mempengaruhi budaya dan tradisi hingga saat ini.***