TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Meningkatkan Literasi Finansial, Bank Tabungan Negara ‘ Ajak Ngopi Bareng’ di Universitas Jember


Jember Terkini - Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai literasi finansial, Bank Tabungan Negara (BTN) menyelenggarakan acara Ngobrol Pintar Investasi (Ngopi) di Universitas Jember pada 11 Juni. 

Carly Tambunan, Deputy Regional Manager Bisnis Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara BTN, menyatakan bahwa tujuan dari acara Ngopi ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang cara berinvestasi yang aman, khususnya bagi generasi muda. 

Universitas Jember dipilih karena memiliki jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang besar, serta telah bekerja sama dengan BTN sejak 2015.

Carly Tambunan menjelaskan bahwa salah satu bentuk investasi yang utama adalah memiliki rumah, yang sering dikaitkan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang identik dengan BTN. 

Namun, Carly juga menekankan bahwa BTN telah mengembangkan berbagai layanan finansial lainnya, tidak hanya terbatas pada pembiayaan perumahan.

"BTN memang dikenal dengan KPR, dan ini menjadi identitas kami. Kami menargetkan menjadi bank penyedia kredit perumahan terbesar di Asia Tenggara pada 2025. Namun, kami juga menawarkan berbagai fasilitas lain, mulai dari penyaluran beragam kredit hingga peluang investasi," ujar Carly Tambunan.

Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan paparan tentang layanan investasi keuangan BTN oleh Imelda Rani, Wealth Management Specialist. Imelda menjelaskan bahwa 30 persen dari total populasi Indonesia adalah generasi milenial, yang merupakan kalangan terdidik dan pengguna aktif media sosial dengan potensi besar sebagai penggerak ekonomi.

Memiliki rumah adalah impian banyak orang, dan Imelda menganjurkan agar generasi milenial mulai merencanakan kepemilikan rumah melalui fasilitas KPR BTN. 

Selain sebagai aset, rumah juga merupakan investasi. KPR menawarkan banyak keuntungan seperti jaminan legalitas, asuransi, dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.

"Salah satu cara memiliki rumah adalah dengan menerapkan sistem 3-5-2 dalam pengaturan penghasilan: alokasikan 50 persen untuk kebutuhan utama, 30 persen untuk kebutuhan lain, dan 20 persen untuk investasi," tambah Imelda Rani.

Sesi kemudian berlanjut dengan diskusi interaktif. Banyak dosen dan tenaga kependidikan Universitas Jember yang mengajukan pertanyaan, termasuk mengenai alasan penolakan pengajuan KPR. 

Carly Tambunan menjelaskan bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan penolakan, mulai dari penghasilan yang tidak memenuhi syarat hingga masalah dengan pinjaman online.

"Pinjaman online memang mudah diakses, tetapi jika bermasalah, akan sulit. Bank akan lebih berhati-hati menghadapi debitur dengan masalah ini. Jadi, bijaksanalah menggunakan fasilitas pinjol," kata Carly Tambunan.

Bagi investor pemula, Imelda Rani menyarankan untuk mempertimbangkan investasi di obligasi dan reksadana yang memiliki berbagai skema, bahkan bisa dimulai dengan hanya seratus ribu rupiah. Untuk investasi jangka pendek, deposito menjadi pilihan yang disarankan.

Sebelumnya, Wakil Rektor II Universitas Jember, Prof. Sri Hernawati, menyambut baik acara Ngopi yang diadakan di gedung Soetardjo. Beliau mengapresiasi jalinan kerja sama yang baik antara 

Universitas Jember dan BTN, terbukti dari kepercayaan universitas pada BTN dalam mengelola sistem pay roll, pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), hingga penyaluran Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).

"BTN juga telah banyak berkontribusi, mulai dari penyediaan beasiswa, fasilitas seperti mobil dental clinic untuk Fakultas Kedokteran Gigi, hingga dukungan untuk kegiatan akademik dan kemahasiswaan. Kami berharap BTN semakin banyak menyalurkan Corporate Social Responsibility kepada Universitas Jember di masa mendatang," tutup Prof. Sri Hernawati.*** (JT)

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.