![]() |
Pria Paruh Baya Berprofesi "Polisi Awe-awe" Ditemukan Meninggal Dunia di Rumah Kosong Sekitar Rest Area Jubung Jember - jemberterkini.id |
JemberTerkini.ID - Warga sekitar rest area Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember, digegerkan dengan penemuan seorang pria yang meninggal dunia di sebuah rumah kosong pada Senin (10/2) malam.
Korban diketahui bernama Nanang, warga Krangkongan Paleran, Umbulsari, yang sehari-hari bekerja serabutan sebagai 'polisi awe-awe' atau 'pak ogah'.
Korban pertama kali ditemukan oleh Pipit, pemilik rumah tersebut, saat hendak menutup kandang ayam di lokasi yang tidak ia tempati.
"Menjelang magrib, saya melihat pintu kandang ayam masih terbuka dan lampunya belum menyala. Ketika saya masuk untuk menyalakan lampu, saya melihat ada seseorang yang tidur di dalam. Saya kemudian meminta suami saya untuk menyalakan lampu," ujar Pipit.
Setelah melaksanakan salat magrib, suami Pipit, Gatot, mendatangi lokasi untuk menyalakan lampu dan memastikan kondisi korban.
"Saat saya nyalakan lampu, saya melihat Nanang tertidur. Saya coba membangunkannya, tetapi tubuhnya sudah kaku. Saya langsung melaporkan kejadian ini kepada perangkat desa dan menghubungi keluarganya," ungkap Gatot.
Baik Gatot maupun Pipit mengaku telah mengenal korban sejak lama, saat mereka sama-sama bekerja di proyek pembangunan Roxy Mall.
Dalam empat tahun terakhir, Nanang bekerja sebagai pekerja serabutan di jalanan.
"Pagi tadi sekitar pukul 10.00, saya masih sempat bertemu korban. Saat itu dia mengeluhkan flu dan membeli obat. Setelah itu saya tidak bertemu lagi, ternyata dia berada di rumah saya yang kosong ini," tambahnya.
Kapolsek Sukorambi, AKP Sudarsono, yang dikonfirmasi di lokasi kejadian, menyatakan bahwa pihak kepolisian segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah menerima laporan dari warga.
"Dari hasil visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Menurut keterangan saksi, korban sudah empat hari terakhir mengeluhkan sakit flu," jelas Sudarsono.
Pihak keluarga yang datang ke lokasi awalnya sempat meminta jenazah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Namun, setelah musyawarah, keluarga akhirnya menerima kematian korban sebagai takdir dan memutuskan untuk tidak membawa jenazah ke rumah sakit.
"Keluarga akhirnya sepakat untuk langsung memakamkan korban. Namun, kami telah menyampaikan bahwa jika di kemudian hari pihak keluarga ingin penyelidikan lebih lanjut, termasuk otopsi, kami siap memfasilitasi," pungkasnya.***